
Urab, atau sering juga disebut urap-urap, merupakan salah satu kuliner tradisional khas Indonesia yang berasal dari Pulau Jawa. Sajian ini dikenal dengan kesederhanaannya namun kaya akan rasa, serta memiliki nilai historis dan filosofis yang mendalam.
Urab adalah campuran berbagai sayuran rebus yang dicampur dengan parutan kelapa berbumbu. Bumbu kelapa ini biasanya terdiri dari bawang putih, cabai, kencur, terasi, garam, dan sedikit gula merah. Semua bahan ditumbuk dan dicampurkan hingga meresap ke dalam sayuran, menghasilkan rasa gurih, pedas, dan segar yang khas.
Sayuran yang umum digunakan antara lain:
- Bayam
- Kangkung
- Tauge
- Kacang panjang
- Kol
- Daun singkong
🕰️ Jejak Sejarah Sejak Zaman Jawa Kuno
Menurut artikel detikFood berjudul “14 Makanan Indonesia Ini Sudah Ada 1.000 Tahun Lalu, Sejak Zaman Jawa Kuno”, urab merupakan salah satu makanan yang telah dikenal sejak abad ke-10 Masehi. Keberadaan makanan ini tercatat dalam Prasasti Linggasuntan dari Kerajaan Medang (Mataram Kuno), yang menyebutkan makanan bernama “wrak-wrak” — diyakini sebagai cikal bakal urab.
💭 Filosofi dalam Sepiring Urab
Setiap sayuran dalam urab memiliki makna simbolis dalam budaya Jawa. Misalnya:
- Kangkung melambangkan fleksibilitas dalam menghadapi tantangan.
- Bayam melambangkan ketentraman dan kedamaian.
- Tauge melambangkan pertumbuhan dan harapan.
- Kacang panjang melambangkan umur panjang dan kebijaksanaan.
Urab sering disajikan dalam acara adat atau kenduri sebagai simbol kesederhanaan dan keharmonisan hidup.
🍽️ Hidangan yang Tetap Populer
Meski telah berusia lebih dari seribu tahun, urab tetap menjadi favorit masyarakat Indonesia. Rasanya yang lezat dan segar menjadikannya pelengkap sempurna untuk berbagai hidangan, seperti nasi tumpeng, nasi liwet, hingga lauk gorengan seperti tempe atau ayam goreng.