Di tengah maraknya kuliner modern, Pecel Semanggi tetap menjadi salah satu hidangan khas Surabaya yang menyimpan cita rasa dan sejarah panjang. Makanan ini berasal dari tradisi masyarakat Jawa Timur, terutama Surabaya dan sekitarnya, dan dahulu sering dijajakan oleh para ibu-ibu dengan pikulan bambu, dikenal sebagai “mbok penjual semanggi”.
Apa Itu Pecel Semanggi?
Pecel Semanggi adalah sajian sederhana namun unik yang menggunakan daun semanggi sebagai bahan utamanya. Daun semanggi sendiri adalah tanaman liar yang tumbuh di sawah atau pinggir sungai, berdaun mirip semanggi berdaun empat dan memiliki tekstur lembut setelah direbus.
Berbeda dari pecel biasa yang menggunakan saus kacang biasa, pecel semanggi menggunakan bumbu khas berbahan dasar ubi jalar yang dihaluskan bersama kacang tanah, gula merah, cabai, dan petis. Perpaduan ini menciptakan rasa manis, gurih, dan sedikit pedas yang sangat khas dan membedakan Pecel Semanggi dari pecel pada umumnya.
Bahan-Bahan Utama Pecel Semanggi
Sayuran:
- Daun semanggi rebus
- Daun ketela (ubi) rebus
- Tauge rebus
- Kangkung atau daun singkong (opsional)
Bumbu (sambal pecel khas):
- 100 gram kacang tanah, goreng
- 1 buah ubi jalar ukuran kecil, kukus dan haluskan
- 2 sdm petis udang
- 2 siung bawang putih, goreng
- 3–5 buah cabai rawit merah (sesuai selera)
- 1 sdm gula merah
- Garam secukupnya
- Air matang secukupnya
Pelengkap:
- Kerupuk puli (kerupuk dari nasi dan bawang, khas Jawa Timur)
Cara Membuat:
- Haluskan semua bahan bumbu sambal, campur dengan air hingga kental dan merata.
- Tata daun semanggi, daun ketela, dan tauge di piring.
- Siram dengan sambal pecel khas semanggi.
- Sajikan dengan kerupuk puli sebagai pelengkap.
Cita Rasa dan Nilai Budaya
Selain rasa yang lezat dan unik, Pecel Semanggi memiliki nilai budaya yang kuat. Dulu, makanan ini menjadi simbol kuliner rakyat yang terjangkau, bergizi, dan mudah didapat dari alam sekitar. Sayangnya, karena makin sulitnya menemukan daun semanggi dan sedikitnya generasi muda yang meneruskan tradisi ini, Pecel Semanggi kini mulai langka dan hanya bisa dijumpai di tempat-tempat tertentu di Surabaya.