Kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara, tidak hanya dikenal karena kejayaannya dalam bidang politik dan perdagangan, tetapi juga warisan budayanya yang kaya — termasuk dalam hal kuliner. Makanan pada masa Majapahit mencerminkan kekayaan alam, kearifan lokal, dan pengaruh budaya dari luar seperti India dan Tiongkok. Meski tidak semua resep tercatat utuh, banyak catatan sejarah, prasasti, dan karya sastra seperti Negarakertagama dan Serat Centhini yang memberi petunjuk tentang jenis makanan yang dinikmati masyarakat saat itu.
1. Bahan Pokok: Nasi dan Olahan Pangan Lokal
Sebagaimana masyarakat agraris, makanan pokok masyarakat Majapahit adalah nasi, terutama dari beras putih dan beras merah. Selain nasi, mereka juga mengonsumsi olahan dari umbi-umbian seperti talas, ketela, dan gadung (yang harus diolah khusus karena beracun jika mentah). Nasi biasanya dimakan dengan lauk pauk yang beragam, dari sayuran hingga daging.
2. Lauk Pauk: Kaya Rasa dan Bumbu Rempah
Lauk yang umum digunakan pada masa itu antara lain ikan air tawar, ikan asin, daging ayam, bebek, dan bahkan daging kerbau. Menariknya, masyarakat Majapahit juga sudah mengenal teknik pengasapan dan pengeringan sebagai metode pengawetan makanan.
Bumbu-bumbu yang digunakan sudah cukup kompleks. Mereka menggunakan bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, kemiri, ketumbar, kencur, dan cabai lokal (sebelum masuknya cabai dari benua Amerika). Santan kelapa juga menjadi bahan penting dalam berbagai masakan berkuah.
3. Hidangan Khas yang Diduga Berasal dari Zaman Majapahit
Beberapa makanan tradisional yang masih dikenal hingga kini diduga berasal dari zaman Majapahit atau setidaknya sudah populer saat itu, antara lain:
- Pecel – Sayuran rebus dengan siraman sambal kacang, makanan rakyat yang bergizi dan murah.
- Gudeg – Olahan nangka muda yang dimasak dengan santan, dikenal dalam budaya Jawa sejak lama.
- Jenang – Bubur manis dari beras ketan, biasanya disajikan dalam upacara adat.
- Lemper dan Arem-arem – Olahan nasi berisi abon atau daging, dibungkus daun pisang.
4. Minuman Tradisional: Segar dan Menyehatkan
Minuman pada masa Majapahit juga mencerminkan kekayaan rempah-rempah. Mereka menikmati air kelapa muda, sari buah, serta minuman herbal seperti jamu yang diracik dari kunyit, jahe, temulawak, dan rempah lainnya. Minuman ini tidak hanya menyegarkan, tetapi juga dipercaya menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
5. Pengaruh Budaya Asing
Sebagai kerajaan besar yang menjalin hubungan dagang dengan berbagai wilayah, Majapahit juga mengalami akulturasi kuliner. Pengaruh India tampak dalam penggunaan rempah dan teknik masak kari, sementara pengaruh Tiongkok mulai terlihat dari penggunaan tahu dan kecap.