
Di tengah gempuran makanan modern dan tren kuliner kekinian, ada satu cita rasa yang tetap setia di hati: bubur ayam jadul. Dan kalau bicara soal yang paling legendaris, Bubur Ayam Jadul The Legend adalah jawabannya.
Sudah sejak dulu, aroma kaldu gurih yang mengepul dari seporsi bubur panas ini mampu membangkitkan kenangan masa kecil—saat sarapan masih sesederhana duduk di bangku kayu, menunggu sendok pertama dari bubur yang disajikan dengan hati.
Ciri Khas Rasa Tempo Dulu
Apa yang membuat Bubur Ayam Jadul The Legend berbeda? Jawabannya ada di detail kecil yang sering terlupakan:
- Bubur lembut dengan tekstur halus tanpa menggumpal.
- Kuah kaldu ayam kampung yang kaya rasa, direbus berjam-jam tanpa penyedap buatan.
- Suwiran ayam kuning, bukan hanya topping, tapi jiwa dari bubur ini.
- Tambahan kacang kedelai goreng, cakwe, kerupuk, daun bawang, seledri, dan tentunya sambal khas racikan sendiri yang pedasnya nendang.
Setiap sendok menyajikan keseimbangan rasa yang sulit ditemukan di bubur instan zaman sekarang.
Bukan Sekadar Bubur – Ini Warisan Rasa
Bubur Ayam Jadul The Legend bukan hanya makanan, tapi warisan. Resepnya turun-temurun, dijaga tanpa modifikasi berlebihan. Disajikan dengan semangat pelayanan ala kaki lima, tapi dengan rasa yang bintang lima.
Bagi banyak pelanggan setia, makan di sini bukan cuma soal kenyang, tapi nostalgia. Ada yang bilang, “Bubur ini rasanya kayak dulu waktu masih diajak Ibu beli sarapan ke warung.” Dan itulah kekuatan sebenarnya—membangkitkan rasa rindu, bukan hanya di lidah, tapi juga di hati.